Postingan

Sakit atau Sehat?

Hari Minggu lalu (1/9), saya demam, cukup parah jika dilihat dari perspektif saya, tapi sepertinya tampak biasa saja jika orang lain yang melihat. Hanya satu hari, esoknya tinggal tersisa batuk-batuk dan sakit kepala.   Alhamdulillah, terlahir sebagai seseorang yang dianugerahi antibodi yang begitu kuat, membuat saya jarang sakit. Hal yang semestinya membuat saya harus banyak bersyukur. Kata Ibu, “ Jangan takabur sehingga tidak mau menjaga kesehatan.” Akan tetapi, sejak hari itu, saya tergalaukan oleh hal yang padahal mayoritas orang pasti akan memilih jalur yang kanan. Panas, yang saya alami, mengingatkan saya pada satu hal: Panasnya neraka, yang sungguh betapa tak terbandingkannya dengan suhu badan saya saat itu. Namun, panas demam itu justru terasa begitu nikmat, seakan menghindarkan saya dari siksa-Nya. Keyakinan akan dosa-dosa yang berguguran, bersamaan dengan peluh yang bercucuran, membuat saya menyukai kondisi itu. Ya, sejak saat itu, saya menyukai demam. B...

Mendidik Anak menjadi Fans Bola. Bolehkah?

Judulnya saja sudah mendidik anak, padahal saya sendiri belum menikah. Ya sudahlah, mari dilihat dari sudut pandang orang yang ingin ketika nanti dikaruniai anak, ia menjadi fans atau bahkan pemain sepakbola. Ya, persis seperti apa yang beberapa waktu lalu saya alami. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga favorit saya, selain diantaranya MOTOGP dan Bulutangkis. Sejak SD, hasrat sepakbola rasanya sudah mengalir deras dalam diri. Captain Tsubasa, serius, sejak pertama kali nonton, sampai belasan tahun berlalu sejak saat itu, kartun itu masih jadi favorit saya. Saat itu saya belum berkerudung, kelas III SD. Pertama kali bermain bola lawan laki-laki. Teman-teman menjuluki saya Rohaye-nya Cadasari. Mungkin, jika saya terlahir sebagai seorang laki-laki, saat ini saya pasti telah menjadi salah satu pemain salah satu klub tanah air. (Sombong sedikit) Sejak 2008, saya mengelompokkan diri ke dalam satuan fans & supporter Arsenal. Lima tahun berlalu. Banyak hal yang membuat saya men...

Pengantar Psikodiagnostik

Psikologi merupakan ilmu yang memahami terbentuknya tingkah laku manusia dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat empirik, objektif, sistematis, dan logis. Jadi, hal utama yang dipelajari dalam psikologi adalah proses-proses mental yang melatarbelakangi munculnya suatu tingkah laku. Assessment of person atau penaksiran terhadap seseorang itulah yang dinamakan psikodiagnostik. Seseorang diberikan suatu stimulus dan kemudian ia menampilkan suatu respon, yang dilatarbelakangi oleh proses mental yang ia alami, baik berupa perilaku yang overt (terlihat) dan covert (tidak terlihat). Ketika ia secara berulang-ulang memberikan respon yang sama terhadap stimulus tersebut, terbentuklah suatu pola yang dikenal sebagai personality orang tersebut. Psikodiagnostika merupakan suat usaha dalam meng- assess karakteristik personal melalui pengamatan fitur-fitur external, seperti dalam physiognomy (ilmu bentuk wajah), craniology (ilmu bentuk tengkorak), graphology (ilmu tulisan tangan)...

Inginku menjadi kekasih yang halal baginya

 “ Ciee e.. Yusuf, jangan malu-malu ah ! Mumpung ada kesempatan tuh nanya sama Ifah.” Sontak telinga Via memerah, untung saja Via berkerudung sehingga perubahan drastis warna telinganya tak terdeteksi oleh siapapun. Jadi, selama ini Yusuf ke Ifah? Hati Via bergemuruh hebat. Lalu, apa arti semua sikapnya selama ini? Sibuk ia memutar film pendek ekslusif yang hanya bisa ia saksikan dalam kepalanya sendiri. Mulai dari Yusuf yang seringkali tertangkap basah memperhatikannya hingga Yusuf yang seringkali memulai chatting ketika mereka berdua bertemu di layar fesbuk ( Ingat, ini film buatan Via yang mungkin hanya fiksi belaka). Kukira dia selama ini padaku, tapi kok Ifah? Sibuk, Via-Via kecil dalam kepalanya mencoba meraih lembaran-lembaran kisah yang mungkin dapat memberi penjelasan rasional atas apa maksud kejadian tadi. Gagal. Yang mereka temukan hanyalah rumus-rumus Statistika yang pagi tadi berpuas diri menguasai 100% kesadaran Via. Ya sudahlah, di rumah saja lanjutin ...

Bahasa Daerah, Perekat Cinta Pertiwi

“ Bahasa Daerah tidak jadi dihapuskan dari kurikulum ,” ucap Mendikbud pada Kamis lalu (3/1) , s etelah sebelumnya merebak wacana mengenai rencana penghapusan bahasa daerah dari Kurikulum 2013. Bahkan Hamid Hasan (Ketua Pengembangan Kurikulum 2013) menganggap bahwa penghilangan bahasa daerah adalah wajar, menilik kondisi masyarakat Indonesia yang heterogen sehingga penggunaan bahasa Indonesia dianggap lebih baik dibandingan bahasa daerah. Globalisasi memang membuat batas antar negara seakan menghilang. Arus transfer informasi sudah seakan tanpa batas. Hal tersebut menuntut masyarakat Indonesia untuk melek teknologi, melek dunia Internasional, agar mampu bersaing dengan dunia yang seakan sudah tak ber batas, yangmana hal tersebut mengharuskan kita menguasai bahasa mereka, ya, bahasa asing. Maka, semakin banyaklah orangtua yang mengajari bahkan mengkursuskan anak-anaknya agar lancar berbahasa asing. Bahkan, bahasa Inggris diajarkan di semua tingkat sekolah, dari SD sampai Semester I di...

Persepsi Bicara

Saat mempersepsi bicara, sistem pendengaran kita menerjemahkan getaran-getaran suara menjadi suatu rangkaian yang kita persepsikan sebagai sebagai suatu “ speech ”. Terdapat proses yang kompleks dalam pemprosesan ini. Contohnya, orang dewasa menghasilkan lima belas suara setiap detiknya (Kuhl, 1994) yang berarti pendengar mempersepsi 900 suara setiap menitnya. Selama mempersepsi kata pun, pendengar harus membedakan terlebih dahulu pola suara dari satu kata dari banyak pola yang tersimpan dalam memori. Belum lagi, pendengar harus memisahkan suara pembicara dengan berbagai suara lain di sekitarnya. Faktanya, sungguh luar biasa kemampuan manusia dalam memepersepsi bicara. Ada dua aspek yang dibahas dalam persepsi bicara, yaitu karakteristik pada persepsi bicara dan teori-teori persepsi bicara.  Karakteristik pada Persepsi Bicara            ·       Variabilitas dalam pengucapan fonem Fonem merupakan satuan bunyi...

Persepsi Wajah

Gambar
Cara kita mempersepsi wajah sangat berbeda dengan cara kita dalam mempersepsi benda lain. Cara kita mengenali wajah adalah dengan melihat wajah secara keseluruhan, tidak seperti benda lain yang dapat kita persepsi walaupun kita hanya menangkap sebagian dari benda tersebut. Bagian otak yang menerima persepsi wajah juga berbeda. Lokasi yang paling bertanggung jawab untuk pengenalan wajah adalah korteks temporal (Bentin et al, 2002;. Farah, 2000a). Lokasi tersebut lebih tepatnya dikenal sebagai korteks inferotemporal, di bagian bawah dari korteks temporal. Penelitian tentang persepsi wajah ini sebagian besar berasal dari pasien yang memiliki kerusakan otak seperti penderita prasopagnosia. Prosopagnosia adalah kelainan dalam mempersepsi wajah yang membuat orang yang mengalaminya akan sulit mengenali wajah termasuk wajahnya sendiri. Keadaan ini biasanya diakibatkan oleh kerusakan otak akut, walaupun bukti terkini juga memperlihatkan adanya kemungkinan pengaruh faktor keturunan Penelitian te...