Persepsi Bicara

Saat mempersepsi bicara, sistem pendengaran kita menerjemahkan getaran-getaran suara menjadi suatu rangkaian yang kita persepsikan sebagai sebagai suatu “speech”. Terdapat proses yang kompleks dalam pemprosesan ini. Contohnya, orang dewasa menghasilkan lima belas suara setiap detiknya (Kuhl, 1994) yang berarti pendengar mempersepsi 900 suara setiap menitnya. Selama mempersepsi kata pun, pendengar harus membedakan terlebih dahulu pola suara dari satu kata dari banyak pola yang tersimpan dalam memori. Belum lagi, pendengar harus memisahkan suara pembicara dengan berbagai suara lain di sekitarnya. Faktanya, sungguh luar biasa kemampuan manusia dalam memepersepsi bicara.
Ada dua aspek yang dibahas dalam persepsi bicara, yaitu karakteristik pada persepsi bicara dan teori-teori persepsi bicara.
 Karakteristik pada Persepsi Bicara          
·      Variabilitas dalam pengucapan fonem
Fonem merupakan satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukan kontras makna. Misalnya, huruf h adalah fonem yang membedakan makna kata harus dan arus. Selain itu, setiap orang juga memiliki pitch dan tone yang berbeda-beda ketika bicara, begitu halnya dengan pemproduksian fonem. Untung saja, manusia mampu mendapatkan informasi tentang setiap fonem dalam memori. Informasi itulah yang menolong manusia agar mampu merasakan pengucapan fonem-fonem pembicara. Selain itu, seringkali pembicara tidak berhasil mengucapkan suatu fonem dengan cara yang tepat, misalnya spouse dan suppose. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Namun, akan berlainan ketika pembicara salah mengucapkan fonem yang membedakan kedua kata tersebut. Selanjutnya ada coarticulation, yang artinya ketika mengucapkan suatu fonem, mulut pembicara mempersiapkan fonem sesudahnya dan masih dalam posisi fonem sebelumnya secara bersamaan. Misalnya fonem dpada kata idle dan down. Pengucapan fonem d berbeda karena dalam kata idle dan down, huruf d dikelilingi oleh kata yang berbeda.
·      Konteks dan Persepsi Bicara
Seperti dalam persepsi visual, proses top-down juga mempengaruhi persepsi kita pada bicara. Phonemic restoration adalah suatu keadaan dimana kita masih dapat menangkap fonem yang hilang atau tidak terdengar dengan jelas menggunakan konteks sebagai petunjuknya. Misalnya, saya besok akan pergi ke kebun binatang, tetapi ternyata pendengar tidak mendengar huruf a atau hanya mendengar bintang. Namun, karena konteks pembicaraan adalah pergi ke kebun, maka pendengar secara otomatis mempersepsi apa yang sebetulnya ia dengar bintangmenjadi kata yang sebenarnya pembicara ucapkan yaitu binatang. Keadaan ini adalah salah satu ilusi, dimana kita merasa bahwa kita mendengarkan fonem, walaupun sebenarnya suara yang benar tidak sampai pada telinga kita.
·      Batasan Kata
Batas kata menjadi salah satu hal penting dalam membantu kita mempersepsi ucapan karena disaat kita mendengar ucapan dari orang yang berbahasa asing. Kata-kata seakan mengalir bersama tanpa jeda. Tetapi jika kita mengerti bahasa tersebut, kita akan mampu membatasi frasa-frasa yang diucapkan karena sistem kita menggunakan pengetahuan yang kita miliki tentang bahasa untuk membuat batasan-batasan pada lokasi yang tepat.
·      Petunjuk-petunjuk Visual
Dalam mempersepsi ucapan atau bicara kita sangat memerlukan petunjuk-petunjuk visual, seperti gerakan mulut saat berbicara. Ini disebabkan karena, bila kita sedang mendengarkan ucapan dengan adanya petunjuk visual seperti gerakan mulut sang pembicara maka kita akan lebih akurat dalam mempersepsi ucapan tersebut dibandingkan dengan hanya mendengar suara dari sang pembicara. Berkenaan tentang ini, ada salah satu teori yang cukup menjelaskan yaitu McGurk effect. Dalam teori ini dilakukan percobaan dimana seorang responden ditayangkan sebuah video gerakan mulut yang berkata “gag” sedangkan speaker megeluarkan suara “bab”, setelah ditanyakan hasilnya pada responden, ia menjawab bahwa apa yang dia dengar adalah “dad”.

Teori pada Persepsi Bicara

Ada dua kategori teori dalam persepsi bicara atau ucapan, yaitu :
·         Pendekatan mekanisme spesial
Pada kategori ini, para ilmuwan mengatakan bahwa pasti ada mekanisme yang spesial yang dapat menjelaskan keluarbiasaan kemampuan kita dalam mempersepsi ucapan atau bicara, yang disebut phonetic module.
·         Pendekatan mekanisme umum
Pendekatan ini menyatakan bahwa mekanisme neural manusia mempersepsi bicara (speech) sama dengan ketika manusia mempersepsi nonspeech. Penelitian baru-baru ini juga menunjukkan bahwa potensial elektrik pada otak menunjukkan perubahan yang sama, baik ketika manusia mendengar speech maupun nonspeech. Selain itu, persepsi bicara lebih fleksible dibandingkan dengan apa yang diajukan oleh pendekatan mekanisme khusus.

sumber : Matlin, Cognition 6ed

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Latar Belakang Pengenalan Objek Visual