Sakit atau Sehat?


Hari Minggu lalu (1/9), saya demam, cukup parah jika dilihat dari perspektif saya, tapi sepertinya tampak biasa saja jika orang lain yang melihat. Hanya satu hari, esoknya tinggal tersisa batuk-batuk dan sakit kepala.
 
Alhamdulillah, terlahir sebagai seseorang yang dianugerahi antibodi yang begitu kuat, membuat saya jarang sakit. Hal yang semestinya membuat saya harus banyak bersyukur.
Kata Ibu, “Jangan takabur sehingga tidak mau menjaga kesehatan.”

Akan tetapi, sejak hari itu, saya tergalaukan oleh hal yang padahal mayoritas orang pasti akan memilih jalur yang kanan.

Panas, yang saya alami, mengingatkan saya pada satu hal: Panasnya neraka, yang sungguh betapa tak terbandingkannya dengan suhu badan saya saat itu. Namun, panas demam itu justru terasa begitu nikmat, seakan menghindarkan saya dari siksa-Nya. Keyakinan akan dosa-dosa yang berguguran, bersamaan dengan peluh yang bercucuran, membuat saya menyukai kondisi itu.

Ya, sejak saat itu, saya menyukai demam. Bahkan cenderung berharap kedatangannya. Bukannya tidak mau mensyukuri nikmat sehat yang Allah swt. berikan. Sungguh bukan. Saya hanya teringat salah satu hadis yang dalamnya diriwayatkan bahwa :
“Sesungguhnya sakit seorang muslim, menyebabkan Allah menghilangkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana api menghilangkan karatan emas dan perak.” (HR. Abu Dawud)

Maafkan saya, jika memaknai hadis ini secara salah. Saya tahu, pasti begitulah pikiran yang terlintas dalam benak Anda ketika membaca artikel ini karena ketika saya menceritakan hal ini pada Ibu pun, begini jawaban beliau:
“Aya-aya wae, orang lain mah berdoa agar selalu sehat, eh kamu malah mau sakit hanya untuk penggugur dosa. Berharap yang gak baik mah artinya tidak mensyukuri nikmat Allah yang berupa kesehatan. Dosa-dosa kecil kan berguguran dengan berjatuhnya air wudhu, makanya sering-seringlah berwudhu, istighfar yang banyak.”

Jika mau keras kepala, saya bisa saja menjawab,
“Bagaimana status sakit menjadi tidak baik apabila ia dispesialkan manfaatnya sebagai penggugur dosa?”

Tapi, bagaimana menurut Anda? Sepertinya panas demam itu sempat membuat pikiran saya agak kebelinger. 

Namun, di luar itu, saya memaknai satu hal:
Baik dalam kondisi sakit maupun sehat, kita harus terus senantiasa bersyukur.
Kata-kata ‘dibalik sesuatu pasti ada hikmahnya’bukan klise adanya. Namun, memang begitu. Sehat adalah anugerah tak terkira dari Allah swt., tak terhitung rupiah yang telah dikeluarkan triliunan orang untuk mendapatkan hal itu.
Pun, sakit adalah anugrah, bukan sesuatu yang layak dikeluhkan atau dikutuki keadaannya, karena melalui sakit, Allah swt. menyelipkan anugrah yang juga tiada kalah terkira.

p.s. : Sakitkan aku, sebelum tiba saatnya aku harus menemui-Mu 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Latar Belakang Pengenalan Objek Visual