Otak dan Perkembangan Kognisi



THE BRAIN
Neuron adalah sel saraf, yang merupakan unit dasar sistem saraf. Neuron mempunyai tiga bagian dasar, yaitu dendrit, tubuh sel dan akson. Di neuron terjadi proses mielinasi, di mana bagian akson dari neuron menjadi tertutup dan terisolasi dengan lapisan sel-sel lemak, yang meningkatkan kecepatan dan efisiensi dari pengolahan informasi dalam sistem saraf. Perubahan struktural otak yang paling penting pada remaja adalah bagian corpus callosum, prefrontal cortex, dan amygdala. Corpus callosum adalah sekum-pulan serat akson yang menghubungkan belahan otak kiri dan kanan, menebal pada masa remaja sehingga dapat meningkatkan kemampuan remaja dalammemproses informasi. Prefrontal cortex adalah tingkat tertinggi dari lobus frontal yang terlibat dalam penalaran, pengambilan keputusan, dan pengendalian diri. Amygdala merupakan bagian dari sistem limbik otak dimana tempat emosi seperti marah dan lain-lain.

THE COGNITIVE DEVELOPMENTAL VIEW
Menurut Piaget, remaja termotivasi untuk memahami dunia mereka sendiri karena itu memang sudah secara bilogis adaptif. Mereka secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri, seperti informasi yang mereka dapatkan tidak hanya dari lingkungan. Mereka mengorganisasi pengalaman-pengalaman mereka. Piaget membagi proses kognitif menjadi empat, yaitu skema, asimilasi, akomodasidan keseimbangan. Begitu pula dengan tahapan perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, preoperational, concrete operational dan formal operational thoughts. Pemikiran orang dewasa biasnya lebih maju dibanding dengan pemikiran remaja. Hal itu disebabkan karena pemikiran orang dewasa yanglebih realistis dan pragmatis, reflektif dan relativistic, serta postformal.
Teori Vygotsky berpandangan bahwa ‘pengetahuan sesuai dengan situasi dan saling berkaitan’. Konsep yang paling penting dalam teori ini ialah Zone of Proximal Development (ZPD), yang merujuk pada rentang tugas yang paling sulit untuk dikerjakan oleh seorang individu, namun bisa ditangani bila didampingi dan dibantu oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli.

THE INFORMATION-PROCESSING VIEW
Proses pengambilan informasi dipengaruhi oleh kapasitas dan kecepatan yang seringkali disebut cognitive resource (yang akan bertambah seiring dengan usia seseorang). Atensi dan memori merupakan dua kunci penting dalam proses pengambilan informasi. Atensi adalah konsentrasi dan fokus pada tingkat mental. Tipe dari atensi antara lain Selective attention (fokus pada aspek spesifik dan mengabaikan aspek lainnya yang tidak relevan), divided attention(konsentrasi yang dilakukan pada aktivitas yang jumlahnya lebih dari satu dalam waktu bersamaan), sustained attention(kemampuan untuk melakukan atensi terus menerus pada satu stimulus dalam periode waktu tertentu), dan executive attention(menyangkut perencanaan, penempatan atensi, deteksi kesalahan dan kompensasi, memonitor jalannya tugas, dan penanganan pada berbagai keadaan). Salah satu tren remaja mengenai divided attentionadalah multitasking yang dipengaruhi pula oleh berkembangnya alat elektronik. Walaupun multitasking ini memiliki kelebihan, tetapi ia juga dapat menimbulkan bahaya tersendiri.
Memori adalah tempat menyimpan informasi. Memori juga merupakan pusat dari kehidupan mental dan proses pengambilan informasi. Tiga sistem memori manusia, yaitu short-term memory (berkapasitas terbatas, yangmana informasi hanya bertahan selama 30 detik; waktu penyimpanan memori dapat diperpanjang dengan mengulang informasi tersebut atau menggunakan memory span task), working memory (membantu manipulasi dan penyalinan informasi ketika membuat keputusan, pemecahan masalah, dan penggunaan bahasa pada individu; lebih aktif dan kuat dalam memodifikasi informasi dibandingkan dengan short-term memory; berkembang pada usia 8-24 tahun), dan long-term memory (relatif permanen yang dapat menyimpan banyak sekali informasi dalam waktu yang lama; berkembang pada masa anak tengah dan terus berlanjut sampai remaja; pengkategorian informasi-informasi yang didapat).
Perubahan prefrontal cortex manusia diiringi dengan meningkatnya efisiensi pada performa kognitif, terutama pada kontrol kognitif. Executive functioning, yang merupakan proses kognitif kompleks dalam pembuatan keputusan, pemberian alasan, berpikir kritis serta kreatif dan metakognisi, bertambah kuat pada masa remaja.
Pembuatan keputusan juga akan meningkat pada periode remaja. Pada periode tersebut, seseorang mulai mencoba berbagai pilihan, memandang situasi dari berbagai perspektif, memikirkan konsekuen dari setiap pilihan, dan memilih sumber yang dapat dipercaya. Pembuatan keputusan yang baik biasanya terjadi apabila seseorang berada dalam emosi tenang. Selain emosi, lingkungan sosial bermain pada remaja juga akan memengaruhi pengambilan keputusan. Salah satu ide yang menjelaskan pembuatan keputusan pada remaja ialah dual-process model. Ide tersebut mengungkapkan bahwa pembuatan keputusan dipengaruhi oleh dua sistem kognisi – analytical (mementingkan analisis dari pilihan yang ada) dan experimental (mementingkan praktek pembuatan keputusan).
Berpikir kritis merupakan berpikir reflektif, produktif, dan mengevaluasi bukti. Remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis. Perubahan kognitif dalam peningkatan berpikir kritis, diantaranya yaitu peningkatan kecepatan, otomatisitas, dan kapasitas pengolahan informasi; lebih luasnya pengetahuan dalam berbagai domain; meningkatnya kemampuan untuk membuat kombinasi pengetahuan; rentang yang lebih besar dan spontan dalam penggunaan strategi dan prosedur untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan. Salah satu cara untuk mendorong remaja agar berpikir kritis adalah dengan mempberikan topik atau artikel yang menampilkan dua sisi dari isu tersebut untuk didiskusikan.
Berpikir kreatif. Kreatif adalah kemampuan untuk berpikir dengan cara baru dan menemukan cara yang unik untuk menyelesaikan suatu masalah. Convergen thinking mempunyai satu jawaban yang benar dan merupakan karakteristik dari jenis berpikir yang dibutuhkan pada tes intelegensi, sedangkan divergen thinking mempunyai banyak jawaban untuk pertanyaan yang sama dan merupakan karakteristik dari kreatifitas. Beberapa strategi untuk mengembangkan kreativitas remaja, yaitu membuat remaja terlibat dalam brainstorming dengan ide sebanyak-banyaknya; mengenalkan remaja dengan lingkungan yang menstimulasi kreativitas; tidak terlalu mengatur; mendorong motivasi internal; menumbuhkan keyakinan remaja; membimbing remaja agar terus berusaha dan tiak cepat puas; mendorong remaja untuk mengambil resiko intelektual.
Keahlian merupakan lawan dari pemula dalam hal mendeteksi ciri dan contoh yang berarti dari informasi; mengumpulkan lebih banyak konten dari pengetahan dan mengaturnya dengan cara pemahaman dari topik; mengambil aspek penting dari pengetahuan dengan usaha yang sedikit.
Metakognisi dan self-regulatory learning. Metakognisi adalah kognisi tentang kognisi. Remaja mempunyai kapasitas yang meningkat dalam memonitor dan mengatur sumber kognisi untuk secara efektif menemukan tuntutan dalam belajar. Pemikir yang baik menggunakan strategi dan rencana yang efektif untuk memecahkan masalah. Self –regulatory learning adalah pembangkit dan monitor diri dari pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya untuk mencapai tujuan. Selain strategi dan self-regulatory yang baik, remaja juga membutuhkan kemampuan berpikir yang domain dan spesifik

THE PSYCHOMETRIC/INTELLIGENCE VIEW
Pandangan psikometrik menekankan pada pentingnya individual differences dalam intelegensi. Individual differences merupakan cara yang relatif stabil dan konsisten yang dapat menjadi pembeda antara satu orang dengan yang lainnya. Intelegensi merupakan kemampuan dalam menyelesaikan masalah, beradaptasi, dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Beberapa tes intelegensi diantaranya yaitu tes Binet, skala Wechsler, dan tes psikologi. Para ilmuwan telah mengajukan beberapa teori yang menjelaskan mengenai tipe-tipe spesifik dari kecerdasan, diantaranya yaitu Teori Triarchic Sternberg (kecerdasan muncul dalam tiga bentuk, yaitu analytical, creative, dan practical), delapan frames of mind Gardner (verbal, matematis, spasial, kinestetik tubuh, musical, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis), dan emotional intelligence. Kecerdasan seseorangdipengaruhi oleh dua faktor, yaitu hereditas dan keturunan. Hingga saat ini masih sulit untuk menentukan mana yang lebih dominan dalam pembentukan kecerdasan seseorang.

SOCIAL COGNITION
Kognisi sosial merujuk pada cara bagaimana seseorang mengonsep dunia sosialnya, termasuk hubungannya dengan orang lain. Adolescent egosentrism merupakan suatu keadaan dimana seorang remaja merasa dirinya sangat berharga. Gejalanya dapat berupa merasa sangat diperhatikan oleh orang lain (imaginary audience) dan merasa dirinya unik sehingga orang lain tidak dapat memahami dirinya (personal fabel). Personal fableberhubungan dengan masalah penyesuaian diri pada remaja.
Pengolahan informasi dipengaruhi oleh kapasitas dan kecepatan pengolahan tersebut. Dengan kata lain, peningkatan kapasitas memori mempengaruhi kerja dari pemprosesan informasi. Hal itu tergambar pada kemampuan orang dewasa dan remaja yang lebih dapat mengolah informasi lebih baik daripada anak-anak. 

sumber: Adolescent 13th, Santrock

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Arboretum Unpad: Botanical Garden Kampus Jatinangor