Emosi, Mood, dan Memori



Terkadang kita seringkali menyamaartikan emosi dan mood dengan menggunakan mereka saling menggantikan. Namun, sebenarnya emosi merupakan suatu reaksi terhadap stimulus yang spesifik, sedangkan mood merupakan reaksi secara keseluruhan. Jadi, Anda mungkin saja mengalami emosi negatif pada pagi hari ketika jalanan macet, tetapi mungkin saja keseluruhan hari itu mood Anda adalah positif. Konteks tidak hanya berasal dari luar individu, melainkan juga kondisi emosi dan mood seseorang yang dapat mempengaruhi memori kita dengan beberapa cara, yaitu:
a.    Kita mengingat stimulus menyenangkan lebih akurat dibandingkan stimulus yang tidak menyenangkan
Prinsip Pollyanna menyatakan bahwa item yang menyenangkan diproses secara lebih efektif dan akurat dibandingkan item yang kurang atau tidak menyenangkan. Sebuah penelitian berusaha untuk membuktikan hal ini, dimana partisipan ditunjukan kata-kata yang menyenangkan, netral, dan tidak menyenangkan. Kemudian setelah di-delay dari beberapa menit hingga berbulan-bulan, para partisipan tersebut diminta untuk mengingat kata-kata yang sebelumnya telah ditunjukkan. Hasilnya partisipan lebih mudah mengingat kata-kata yang menyenangkan dibandingkan kata-kata negatif setelah delay yang cukup lama. Selain itu, stimulus netral juga dapat diingat lebih akurat ketika dipasangkan dengan stimulus yang menyenangkan. Penelitian yang berusaha membuktikan hal ini melibatkan pemasangan iklan di sela-sela film violence dan non-violence. Hasilnya ketika ditanyai, para partisipan dapat secara akurat mengingat brand iklan muncul di sela-sela film nonviolence daripada violence. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemarahan dapat mengurangi keakuratan memori. Namun, prinsip Pollyanna tidak dapat diaplikasikan kepada orang yang memiliki kecenderungan depresi. Mereka sebaliknya lebih mudah mengingat hal-hal negatif dibandingkan hal-hal yang menyenangkan.
b.    Kita dapat mengingat informasi secara akurat apabila emotional nature dari informasi tersebut selaras dengan mood kita (mood congruence)
Sebuah penelitian dilakukan untuk mood congruencedengan membandingkan orang yang memiliki kecenderungan depresi dengan orang yang tidak memiliki kecenderungan tersebut. Hasilnya kelompok yang normal atau tidak berkecenderungan depresi mengingat kata-kata yang menyenangkan lebih banyak dibandingkan kata-kata negatif. Sebaliknya dengan kelompok yang memiliki kecenderungan depresi, mereka lebih banyak mengingat kata-kata negatif dibandingkan kata-kata positif. Secara keseluruhan pun, mereka yang tidak depresi lebih mengingat kata lebih banyak dibandingkan mereka yang memiliki kecenderungan depresi.
c.    Kita dapat mengingat secara lebih akurat apabila mood kita sewaktu mengkode informasi tersebut selaras dengan mood kita sewaktu mengingat informasi tersebut (mood dependent)


Sumber: Cognition Matlin 6ed

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Arboretum Unpad: Botanical Garden Kampus Jatinangor