Alienasi Karen Horney



Horney menekankan strategi coping alternatif pada para neurotic; jadi neuroticdapat ‘terusir’ dari diri dia yang sebenarnya ke arah alternatif diri yang ideal. Dalam proses ini, Horney menekankan alienationsebagai konsekuensi dari usaha anak untuk mengatasi basic anxiety yang ia alami.
Kecemasan dan permusuhan mendorong anak untuk memaknai real-selfia secara tidak pantas dan tidak layak untuk dicintai, memberikan citra negatif dan diri yang hina. Ia merespon terhadap self-descriptiontersebut dengan menciptakan dan berusaha untuk mendapatkan citra ideal dari sosok yang seharusnya ia menjadi. Diri ideal berada dalam persimpangan serangkaian ekspektasi diri yang keras, menciptakan apa yang Horney istilahkan sebagai ‘tyranny of the should’ dan ‘search for glory’. Neurotic mengejar kekurangan self-esteem-nya dengan cara bekerja keras mendapatkan versi unrealisticdari sosok yang ia seharusnya menjadi.
Horney juga menggambarkan serangkaian pendekatan yang melengkapi strategi tersebut. Jadi, neurotic mengembangkan blind-spot atau compartment ketika mereka memilih untuk tidak melihat ketidaksesuaian antara perilaku dan diri ideal mereka, mereka juga dapat mungkin terlibat dalam rasionalisasi, sinisme, atau self-controlyang berlebihan. Seluruh alat ketidaksadaran tersebut bertindak sebagai pseudosolution terhadap konflik dasar neurotic. Sebagai strategi akhir, neurotic dapat berusaha untuk berdamai dengan inner conflict dengan cara mengeksternalisasinya.
Kesimpulannya, alienasi merupakan istilah yang merujuk pada penghindaran individu terhadap diri yang sebenarnya, ia berusaha untuk hidup dalam batasan diri-ideal yangmana ia seharusnya menjadi sehingga secara bertahap ia menjadi ‘asing’ terhadap dirinya sendiri karena diri yang sebenarnya terus terdistorsi ke dalam appropriate self atau diri yang sepantasnya.
Semua konflik tersebut dapat dihindari atau terselesaikan jika anak dibesarkan di rumah yang menjunjung tinggi keamanan, kepercayaan, cinta, penghargaan, toleransi, dan kehangatan. Jadi, Horney tidak berpendapat bahwa konflik telah ‘dibangun’ ke dalam diri manusia sehingga tidak dapat dielakkan. Konflik muncul dari kondisi sosial, orang yang berkecenderungan neurotic adalah ia yang mengalami kesuiltan berbudaya, seringkali melalui pengalaman masa anak-anak tengah.

Sumber
Hall lindzey theories of personality

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Arboretum Unpad: Botanical Garden Kampus Jatinangor