Tugas Perkembangan Infancy dan Early Childhood (Lahir - 6 tahun)


Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembangan dengan baik adalah memulai dengan apa yang disebut tugas-tugas perkembangan atau Development task. Menurut Havighurst, tugas per-kembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan bahagia, tetapi sebaliknya, apabila gagal, mereka akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Havighurst menyatakan bahwa tugas-tugas perkembangan pada tingkat usia yang berbeda, dapat berbeda bergantung pada setiap orang dan masya-rakat dimana ia tinggal. Secara garis besar, Havighurst juga menyatakan bahwa tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu kema-tangan fisik, norma pribadi, dan rangsangan atau tuntutan masyarakat. Tugas yang merupakan hasil dari kematangan fisik dimulai pada masa infancy dan early childhood, dimana anak mulai belajar berjalan, merangkak, berbicara, dan sebagainya.
Menurut Havighurst, pada masa ini anak belajar berjalan, memakan ma-kanan padat, berbicara, buang air kecil dan buang air besar, mengenal perbe-daan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis, membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana mengenai kenyataan sosial dan alam, serta mengadakan hubungan emosional, baik dan buruk dengan orang-orang sekitarnya, yang berarti mengembangkan kata hati.
Adapun berikut ini adalah pandangan menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas perkembangan pada anak usia 0 – 6 tahun:
-       Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya The first tear of life
-          Fase pertama (0 – 1 tahun)
Anak belajar menghayati berbagai objek di luar dirinya sendiri dan me-latih fungsi-fungsi motorik.
-          Fase kedua (2 – 4 tahun)
Anak belajar mengenal dunia objektif di luar dirinya sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya, anak bercakap-cakap dan bergurau dengan boneka atau binatang kesayangannya. 
-          Fase ketiga ( > 5 tahun)
Anak belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas, ia bergaul dengan teman sepermainannya, baik di lingkungan sekitar rumah ataupun TK dan SD.
-       Eric Ericson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society
-          Masa bayi (0 – 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya dan ia belajar menjadi optimis mengenai ke-mungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan.
-          Masa Toddler (1,5 – 3 tahun), anak belajar menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melakukan dua tugas penting, yaitu pemisahan diri dari ibu dan menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk hidup.
-          Awal masa kanak-kanan ( > 4 tahun), anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari benda ke orang.
-       Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology
-          Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dalam kan-dungan ibu.
-          Masa natal:
o  Infancy atau neonatus (dari lahir sampai usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan.
o  Masa bayi (2 minggu sampai dua tahun), bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian anak mulai ber-usaha menjadi lebih independen.
o  Masa anak ( > 2 tahun), anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan yang ada.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Saat mempersepsi bicara, sistem pendengaran kita menerjemahkan getaran-getaran suara menjadi suatu rangkaian yang kita persepsikan sebagai sebagai suatu “ speech ”. Terdapat proses yang kompleks dalam pemprosesan ini. Contohnya, orang dewasa menghasilkan lima belas suara setiap detiknya (Kuhl, 1994) yang berarti pendengar mempersepsi 900 suara setiap menitnya. Selama mempersepsi kata pun, pendengar harus membedakan terlebih dahulu pola suara dari satu kata dari banyak pola yang tersimpan dalam memori. Belum lagi, pendengar harus memisahkan suara pembicara dengan berbagai suara lain di sekitarnya. Faktanya, sungguh luar biasa kemampuan manusia dalam memepersepsi bicara. Ada dua aspek yang dibahas dalam persepsi bicara, yaitu karakteristik pada persepsi bicara dan teori-teori persepsi bicara.  Karakteristik pada Persepsi Bicara            ·       Variabilitas dalam pengucapan fonem Fonem merupakan satuan bunyi...
Baca selengkapnya

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Gambar
Kita mengenal dua proses dalam pengenalan objek, yaitu proses bottom-up ( data-driven processing ) dan proses top-down ( conceptually driven processing ). Bottom-up menekankan pada pentingnya stimulus dalam pengenalan objek. Yakni lebih kepada sensori resptor, dimana terjadi masuknya semua informasi dari objek terutama informasi mengenai karakteristik objek tersebut. Informasi tersebut membentuk sebuah pergerakan proses dari level yang paling bawah ( bottom ) dan bekerja dengan cara up hingga mencapai proses kognitif di luar konteks visual primer. Jadi, proses ini lebih menekankan pada feature seperti halnya pengenalan objek berdasarkan komponen. Lalu, proses selanjutnya yaitu proses top-down, yang menekankan pada bagaimana konsep serta tingginya level mental seseorang berpengaruh dalam pengenalan sebuah objek. Konsep, ekspektasi, dan memori lah yang membantu dalam pengenalan objek. Dengan kata lain, proses ini mirip dengan proses global-to-local yang mengutamakan konteks yang ber...
Baca selengkapnya

Arboretum Unpad: Botanical Garden Kampus Jatinangor

Gambar
           Keberadaan arboretum di kawasan kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) telah memberikan banyak manfaat bagi para civitas akademika di dalamnya, terlebih pada musim kemarau seperti saat ini. Dengan banyaknya berbagai jenis tanaman yang terdapat di arboretum, suasana kampus terjaga tetap sejuk. Selain itu, struktur dari akar-akar tanaman yang mampu menyerap kelebihan air hujan, dapat melindungi mata air yang ada di kampus ini dari kekeringan.             Arboretum berasal dari bahasa latin, yaitu arboreta yang berarti pohon dan rium yang berarti tempat. Dengan demikian, arboretum bisa juga disebut sebagai tempat pepohonan. Sejak pembangunannya hingga saat ini, pengelolaan arboretum diserahkan kepada Jurusan Biologi FMIPA Unpad.             Arboretum yang memiliki luas 12,35 hektar ini terbagi ke dalam beberapa model eko...
Baca selengkapnya