KLAUSA On Gathering, Ajang Silaturahmi Baru Para Alumni SAMAKTA

Perform dari Icha, Adhi, Hani, Ratih, dan Ika
KLAUSA On Gathering, yang bahasa kerennya KLASTER, merupakan event tiga tahunan yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Samakta, disingkat menjadi KLAUSA. Awalnya klaster diadakan untuk mengesahkan berdirinya klausa, suatu organisasi yang selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar alumni samakta, juga untuk mewadahi berbagai aspirasi kegiatan yang bertujuan untuk membantu mendorong samakta untuk menjadi salah satu SMA terbaik, minimal di daerah lokal, lebih lagi jika sampai mampu berbicara banyak di tingkat nasional atau bahkan internasional. Aamiin.



KLAUSA itu sendiri dibentuk secara 'tidak resmi' pada Januari 2012 lalu. Saat itu, angkatan 2011 memiliki ide untuk mengadakan suatu kegiatan semacam sharing informasi perkuliahan. Klausa pun awalnya hanya menaungi alumni angkatan 2011 saja, dengan menambahkan angka 2011 menjadi keluarga alumni samakta 2011, tetapi berkat diskusi dan masukan sana-sini, akhirnya klausa menjadi milik seluruh alumni samakta yang ditandai dengan dihilangkannya angka 2011.

Klausa, selain merupakan kepanjangan dari keluarga alumni samakta, juga memiliki makna lain. Dalam bahasa Indonesia, klausa bermakna kalimat yang belum selesai. Dengan kata lain, dikarenakan kebelumselesaiannya itu, klausa terbuka pada semua hal yang mampu menjadikannya sebagai kalimat yang baik. *gaya'nya bergudang-gudang*

Diselenggarakannya klaster pada 14 Juli lalu, menandakan bahwa klausa telah menjadi organisasi resmi para alumni samakta. Namun, dikarenakan sulitnya akses ke angkatan lain yang lebih atas untuk berpartisipasi aktif dalam klausa, kepengurusan inti akhirnya dipegang oleh angkatan 2011. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa angkatan 2011 merupakan angkatan yang menggagas terbentuknya klausa sehingga diharapkan dapat terciptanya pondasi awal yang kuat untuk kepengurusan klausa selanjutnya.

Saat ini, jabatan ketua klausa dipegang oleh Nurwita Kumala Dewi dan Siti Aaf Chafsah, dengan pembimbing setia Ibu Neli Fori Karliana. *hhe* Pergantian kepengurusan dilaksanakan tiga tahun sekali, yang artinya kepengurusan insyaAllah akan di re-shuffle pada 2015. Untuk klaster yang selanjutnya, rencananya akan diadakan sembari buka bersama di bulan Romadhon dengan harapan agar tercipta suasana yang lebih akrab. Hingga saat ini, KLAUSA baru memiliki dua program kerja, yaitu klaster dan spectra.

Struktur Kepengurusan KLAUSA Periode 2012-2014
Pembimbing : Neli Fori Karliana
Ketua I : Nurwita Kumala Dewi
Ketua II : Siti Aaf Hafsah
Bendahara I : Cahya Hanifa Faizah
Bendahara II : Novi Mugianti
Sekretaris I : Monawikha Nurshita
Sekretaris II : Fitri Andriani
Koordinator Humas : Ika Humaeroh dan Annida Yuswan
Koordinator Acara : Siti Aaf Hafsah dan Rhodiatun Nisa

Salam klausa, salam kebersamaan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Saat mempersepsi bicara, sistem pendengaran kita menerjemahkan getaran-getaran suara menjadi suatu rangkaian yang kita persepsikan sebagai sebagai suatu “ speech ”. Terdapat proses yang kompleks dalam pemprosesan ini. Contohnya, orang dewasa menghasilkan lima belas suara setiap detiknya (Kuhl, 1994) yang berarti pendengar mempersepsi 900 suara setiap menitnya. Selama mempersepsi kata pun, pendengar harus membedakan terlebih dahulu pola suara dari satu kata dari banyak pola yang tersimpan dalam memori. Belum lagi, pendengar harus memisahkan suara pembicara dengan berbagai suara lain di sekitarnya. Faktanya, sungguh luar biasa kemampuan manusia dalam memepersepsi bicara. Ada dua aspek yang dibahas dalam persepsi bicara, yaitu karakteristik pada persepsi bicara dan teori-teori persepsi bicara.  Karakteristik pada Persepsi Bicara            ·       Variabilitas dalam pengucapan fonem Fonem merupakan satuan bunyi...
Baca selengkapnya

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Gambar
Kita mengenal dua proses dalam pengenalan objek, yaitu proses bottom-up ( data-driven processing ) dan proses top-down ( conceptually driven processing ). Bottom-up menekankan pada pentingnya stimulus dalam pengenalan objek. Yakni lebih kepada sensori resptor, dimana terjadi masuknya semua informasi dari objek terutama informasi mengenai karakteristik objek tersebut. Informasi tersebut membentuk sebuah pergerakan proses dari level yang paling bawah ( bottom ) dan bekerja dengan cara up hingga mencapai proses kognitif di luar konteks visual primer. Jadi, proses ini lebih menekankan pada feature seperti halnya pengenalan objek berdasarkan komponen. Lalu, proses selanjutnya yaitu proses top-down, yang menekankan pada bagaimana konsep serta tingginya level mental seseorang berpengaruh dalam pengenalan sebuah objek. Konsep, ekspektasi, dan memori lah yang membantu dalam pengenalan objek. Dengan kata lain, proses ini mirip dengan proses global-to-local yang mengutamakan konteks yang ber...
Baca selengkapnya

Arboretum Unpad: Botanical Garden Kampus Jatinangor

Gambar
           Keberadaan arboretum di kawasan kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) telah memberikan banyak manfaat bagi para civitas akademika di dalamnya, terlebih pada musim kemarau seperti saat ini. Dengan banyaknya berbagai jenis tanaman yang terdapat di arboretum, suasana kampus terjaga tetap sejuk. Selain itu, struktur dari akar-akar tanaman yang mampu menyerap kelebihan air hujan, dapat melindungi mata air yang ada di kampus ini dari kekeringan.             Arboretum berasal dari bahasa latin, yaitu arboreta yang berarti pohon dan rium yang berarti tempat. Dengan demikian, arboretum bisa juga disebut sebagai tempat pepohonan. Sejak pembangunannya hingga saat ini, pengelolaan arboretum diserahkan kepada Jurusan Biologi FMIPA Unpad.             Arboretum yang memiliki luas 12,35 hektar ini terbagi ke dalam beberapa model eko...
Baca selengkapnya