Ilmu dan Pendekatan Ilmiah

  • Mengapa metode a priori tidak membutuhkan pembuktian apapun hanya karena sesuai dengan nalar? lalu, apa bedanya dengan common sense atau pikiran sehat?
Jawab: A prioridan common sense merupakan metode penelitian non-ilmiah yang berdasarkan pada penalaran. Perbedaannya adalah pernyataan a priori dikeluarkan oleh seseorang yang memang sudah dianggap ahli atau berilmu dan pernyataan yang dibuatpun berdasarkan teori-teori yang memang sudah diakui kebenarannya. A priori tidak perlu dibuktikan kebenarannya karena pernyataan yang dihasilkan melalui metode ini lebih bersifat metafisik namun dapat menjadi dasar ilmu-ilmu lain dari hasil kesepakatan. Misalnya, pernyataan bahwa segitiga itu memiliki tiga sisi; 1 + 1 = 2; yang disepakati kebenarannya meski tanpa pembuktian empiris, sedangkan common sense atau pikiran sehat merupakan hasil pemikiran dari orang awam yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan praktisnya. Common sense dihasilkan karena adanya pengalaman empiris, namun tidak baik dijadikan sebagai panutan karena pernyataan yang dihasilkan kemungkinan besar bersifat subjektif, tergantung melalui sudut pandang apa yang dilihat oleh yang mengeluarkan pernyataan tersebut.
  • Apakah teori yang dihasilkan seorang peneliti, dipengaruhi oleh pribadi atau ketidaksadaran peneliti tersebut?
Jawab: Ketidaksadaran peneliti mungkin memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi proses penelitian yang dilakukan dalam pembentukan teori yang dihasilkannya. Misalnya saja, perbedaan sudut pandang yang diusung oleh Carl Rogers dan Sigmund Freud mengenai watak manusia. Carl Rogers, dengan teori humanistiknya, menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah semuanya baik. Hal itu mungkin agaknya dipengaruhi oleh ketidaksadaran Carl Rogers, yang sejak kecil dibesarkan dalam kondisi keluarga yang baik. Berbeda halnya, dengan Sigmund Freud, dengan teori psikoanalisnya, ia menyatakan bahwa pada dasarnya watak manusia adalah jahat. Hal itu juga dipengaruhi oleh proses penelitiannya yang menggunakan orang-orang dengan kelainan jiwa sebagai objek penelitiannya. Namun, ketidaksadaran peneliti tidak selalu mempengaruhi proses pembentukan suatu teori, terutama untuk teori yang dihasilkan oleh gabungan beberapa orang.
  • Seberapa penting kah sebuah prediksi dalam pembentukan sebuah teori?
Jawab: Sebuah prediksi jelas sangat penting dalam pembentukan suatu teori. Suatu teori dihasilkan karena adanya masalah yang menarik perhatian peneliti. Namun, agar masalah itu tidak meleber terlalu jauh sehingga penelitian menjadi terarah, dibutuhkanlah suatu prediksi atau hipotesis mengenai teori yang akan dihasilkan. Ada dua kemungkinan terhadap hipotesis yang diajukan, yaitu diterima atau ditolak. Dalam perhitungan statistika pun dikenal H0dan H1, jadi, ketika H0 ditolak, berarti H1yang diterima. Contoh dalam sebuah penelitian tentang pengaruh musik, diambil suatu prediksi, misalnya, musik klasik mampu meningkatkan perkembangan daya otak pada bayi. Ketika hipotesis tersebut diuji kebenarannya melalui penelitian, dengan demikian akan dihasilkan keputusan, apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Apabila ditolak, berarti hasil penelitian tersebut merujuk pada kebalikan dari hipotesis awal yang diajukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi Bicara

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Arboretum Unpad: Botanical Garden Kampus Jatinangor