Shalat-Shalat Sunah yang Tidak Dicontohkan
Artikel ini saya kutip dari buku Best Seller dengan identitas buku sbb...
Judul : Melangkah ke Surga dengan Shalat Sunah Sesuai dengan Contoh Rasulullah saw.
Penulis : Aam Amirudin, M.Si.
Cetakan: II/November 2009
Di dalam buku ini, beliau membahas tentang hal-hal mendasar dalam shalat sunah, shalat-shalat sunah yang dilaksanakan secara munfarid dan berjamaah, serta shalat-shalat sunah yang tidak dicontohkan (bab ini, yang saya kutip secara singkat di dalam note ini).
Ok.. Let’s read and understand by heart .
Di dalam masyarakat, sesungguhnya terdapat banyak sekali perbuatan yang diyakini sebagai bagian dari Islam, padahal nyatanya ibadah tersebut tidak pernah dicontohkan oleh rasulullah saw. Ibadah semacam itu dikenal dengan sebutan Bid’ah. Bid’ah adalah segala bentuk penyimpangan yang diyakini sebagai bagian dari Islam dan setiap amal yang dianggap syar’i dan diniatkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah tanpa adanya dasar yang dibenarkan oleh syariat Islam.
Suatu ibadah dikatakan sebagai bid’ah ketika :
Ok.. sekian dulu mukadimahnya.. Nah.. berikut adalah list dari shalat-shalat sunah yang merupakan bagian dari bid’ah...
Dapat disimpulkan jika shalat-shalat yang telah disebutkan diatas merupakan bagian dari bid’ah karena tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Alangkah baiknya jika kita mendasari ibadah hanya pada hal yang telah jelas keterangannya..
Judul : Melangkah ke Surga dengan Shalat Sunah Sesuai dengan Contoh Rasulullah saw.
Penulis : Aam Amirudin, M.Si.
Cetakan: II/November 2009
Di dalam buku ini, beliau membahas tentang hal-hal mendasar dalam shalat sunah, shalat-shalat sunah yang dilaksanakan secara munfarid dan berjamaah, serta shalat-shalat sunah yang tidak dicontohkan (bab ini, yang saya kutip secara singkat di dalam note ini).
Ok.. Let’s read and understand by heart .
Di dalam masyarakat, sesungguhnya terdapat banyak sekali perbuatan yang diyakini sebagai bagian dari Islam, padahal nyatanya ibadah tersebut tidak pernah dicontohkan oleh rasulullah saw. Ibadah semacam itu dikenal dengan sebutan Bid’ah. Bid’ah adalah segala bentuk penyimpangan yang diyakini sebagai bagian dari Islam dan setiap amal yang dianggap syar’i dan diniatkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah tanpa adanya dasar yang dibenarkan oleh syariat Islam.
Suatu ibadah dikatakan sebagai bid’ah ketika :
- Ibadah tersebut merupakan hal baru yang diada-adakan tanpa dasar contoh terdahulu pada masa Rasulullah saw. dan para sahabat
- Ibadah tersebut tidak memiliki dasar sama, baik dari Al-Qur’an, sunah, maupun ijtihad yang diakui
- Tidak logis
- Walaupun sudah jelas tidak dicontohkan, para pelaku bersikukuh hal yang dilakukan benar dan mengklaim hal tsb merupakan syariat Islam
Ok.. sekian dulu mukadimahnya.. Nah.. berikut adalah list dari shalat-shalat sunah yang merupakan bagian dari bid’ah...
- Shalat malam tahun baru Muharram (malam 1 Muharram)
- Shalat pada hari pertama bulan Muharram
- Shalat pada malam 10 Muharram (malam Asyura)
- Shalat pada 10 Muharram (hari Asyura)
- Shalat pada hari pertama bulan Rajab (1 Rajab)
- Shalat pada tanggal 15 Rajab
- Shalat pada tanggal 30 Rajab
- Shalat pada malam Jumat pertama bulan Rajab
- Shalat pada tanggal 1 Syaban
- Shalat pada Malam Pertengahan Sya’ban (nishfu Sya’ban)
- Shalat pada tanggal 27 Sya’ban
- Shalat pada malam dan siang pada 1, 10, 15, 20, dan 30 ramadhan
- Shalat Lailatul Qadar
- Shalat pada malam 1 Syawal
- Shalat pada siang 1 Syawal
- Shalat pada siang 8 Syawal (Shalat Lebaran Syawal)
- Shalat hajat
- Shalat Israq
- Kifatul Bauli
- Shalat Nikah
- Shalat untuk Melunasi Utang
- Shalat Safar
- Shalat Sakaratul maut
- Shalat khusus untuk mendoakan orangtua
- Shalat ingin berjumpa nabi
- Shalat jika tertimpa musibah yang sangat besar (al-kifayat)
- Shalat hadiah kepada jenazah agar tenang di alam kubur
- Shalat awwabin
- Shalat untuk memelihara iman (Llhifdhil Iman)
Dapat disimpulkan jika shalat-shalat yang telah disebutkan diatas merupakan bagian dari bid’ah karena tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Alangkah baiknya jika kita mendasari ibadah hanya pada hal yang telah jelas keterangannya..
Komentar
Posting Komentar