Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Persepsi Bicara

Saat mempersepsi bicara, sistem pendengaran kita menerjemahkan getaran-getaran suara menjadi suatu rangkaian yang kita persepsikan sebagai sebagai suatu “ speech ”. Terdapat proses yang kompleks dalam pemprosesan ini. Contohnya, orang dewasa menghasilkan lima belas suara setiap detiknya (Kuhl, 1994) yang berarti pendengar mempersepsi 900 suara setiap menitnya. Selama mempersepsi kata pun, pendengar harus membedakan terlebih dahulu pola suara dari satu kata dari banyak pola yang tersimpan dalam memori. Belum lagi, pendengar harus memisahkan suara pembicara dengan berbagai suara lain di sekitarnya. Faktanya, sungguh luar biasa kemampuan manusia dalam memepersepsi bicara. Ada dua aspek yang dibahas dalam persepsi bicara, yaitu karakteristik pada persepsi bicara dan teori-teori persepsi bicara.  Karakteristik pada Persepsi Bicara            ·       Variabilitas dalam pengucapan fonem Fonem merupakan satuan bunyi...

Persepsi Wajah

Gambar
Cara kita mempersepsi wajah sangat berbeda dengan cara kita dalam mempersepsi benda lain. Cara kita mengenali wajah adalah dengan melihat wajah secara keseluruhan, tidak seperti benda lain yang dapat kita persepsi walaupun kita hanya menangkap sebagian dari benda tersebut. Bagian otak yang menerima persepsi wajah juga berbeda. Lokasi yang paling bertanggung jawab untuk pengenalan wajah adalah korteks temporal (Bentin et al, 2002;. Farah, 2000a). Lokasi tersebut lebih tepatnya dikenal sebagai korteks inferotemporal, di bagian bawah dari korteks temporal. Penelitian tentang persepsi wajah ini sebagian besar berasal dari pasien yang memiliki kerusakan otak seperti penderita prasopagnosia. Prosopagnosia adalah kelainan dalam mempersepsi wajah yang membuat orang yang mengalaminya akan sulit mengenali wajah termasuk wajahnya sendiri. Keadaan ini biasanya diakibatkan oleh kerusakan otak akut, walaupun bukti terkini juga memperlihatkan adanya kemungkinan pengaruh faktor keturunan Penelitian te...

Latar Belakang Pengenalan Objek Visual

Gambar
Manusia memiliki kemampuan perseptual yang begitu hebat. Kita bisa mengenali rangkaian huruf yang tercetak dalam laporan ini, mengenali beragam suara orang lain serta suara-suara continuum seperti alunan musik, mengenali wajah seseorang sebagai orang yang kita kenal, dan lain-lain. Selama ini kita mungkin tidak memikirkan kemahadahsyatan kemampuan itu, tetapi setelah membaca laporan ini, Anda akan menemukan betapa rumit dan kompleksnya proses persepsi yang tanpa sadar dengan mudah kita melakukannya. Persepsi mengombinasikan dua hal, yaitu stimulus yang dari dunia luar dan pengetahuan yang manusia miliki mengenali stimulus tersebut. Dengan kata lain, manusia menggunakan pengetahuan yang ia miliki untuk menginterpretasi stimu-lus yang diterima oleh panca indera, misalnya ketika Anda melihat kata Indonesi- , meskipun Anda belum melihat ada huruf a , tetapi pengetahuan yang Anda miliki membuat Anda mempersepsi bahwa akan ada huruf a setelah Indonesi- . Selain contoh persepsi di atas, dal...

Top-Down Processing and Visual Object Recognition

Gambar
Kita mengenal dua proses dalam pengenalan objek, yaitu proses bottom-up ( data-driven processing ) dan proses top-down ( conceptually driven processing ). Bottom-up menekankan pada pentingnya stimulus dalam pengenalan objek. Yakni lebih kepada sensori resptor, dimana terjadi masuknya semua informasi dari objek terutama informasi mengenai karakteristik objek tersebut. Informasi tersebut membentuk sebuah pergerakan proses dari level yang paling bawah ( bottom ) dan bekerja dengan cara up hingga mencapai proses kognitif di luar konteks visual primer. Jadi, proses ini lebih menekankan pada feature seperti halnya pengenalan objek berdasarkan komponen. Lalu, proses selanjutnya yaitu proses top-down, yang menekankan pada bagaimana konsep serta tingginya level mental seseorang berpengaruh dalam pengenalan sebuah objek. Konsep, ekspektasi, dan memori lah yang membantu dalam pengenalan objek. Dengan kata lain, proses ini mirip dengan proses global-to-local yang mengutamakan konteks yang ber...